Terimakasih telah mengunjungi Blog Anis Faizah ..

Senin, 08 Desember 2014

Sistem Imun

1.      IMUNOLOGI
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit, malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun,hipersensitivitasdefisiensi imun, penolakan allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitroin situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
2.      MAKROFAG
Makrofag berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pemakan sel yang besar”. Makrofaga adalah leukosit fagositik yang besar, yang mampu bergerak hingga keluar system vaskuler dengan menyebrang membran sel dari pembuluh kapiler dan memasuki area antara sel yang sedang diincar oleh patogen. Di jaringan, makrofaga organ-spesifik terdiferensiasi dari sel fagositik yang ada di darah yang disebut monosit. Makrofaga adalah fagosit yang paling efisien, dan bisa mencerna sejumlah besar bakteri atau sel lainnya. Pengikatan molekul bakteri ke reseptor permukaan makrofaga memicu proses penelanan dan penghancuran bakteri melalui "serangan respiratori", menyebabkan pelepasan bahan oksigen reaktif. Patogen juga menstimulasi makrofaga untuk menghasilkan kemokin, yang memanggil sel fagosit lain di sekitar wilayah terinfeksi.

3.      SEL B
Sel B adalah salah satu dari dua jenis utama dari limfosit (sel darah putih) yang selama infeksi mematangkan diri menjadi sel plasma yang membuat antibodi yang diarahkan pada antigen tertentu.
Sel B dapat berdiferensisasi menjadi sel B memori dan sel B plasma. Sel B memori bertugas untuk menyimpan atau mengingat gen dari zat asing. Sementara sel B plasma bertugas menghasilkan antibodi.




4.      SEL T
Limfosit T (sel T) adalah limfosit kecil yang dikembangkan di timus, fungsinya adalah mengatur respon sistem kekebalan terhadap sel-sel yang terinfeksi atau ganas.
Sel T dapat berdiferensiasi menjadi sel T helper dan sel T sitotoksik. Sel T helper masih bisa berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T penekan. Sel T merupakan sel limfosit yang pertama kali berinteraksi dengan zat asing. Hal ini terjadi karena sel T memiliki protein permukaan yang disebut CD4 dan CD8.

5.      PERTAHANAN SELULER
Sel-sel sistem imun nonspesifik ini dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan di sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil. basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah dan trombosit. Contoh sel yang dapat ditemukan di jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma dan sel NK. Pertahanan selular diperankan oleh sel-sel imun yang terdiri dari oleh fagosit, sel makrofag, sel dendrik, sel mastosit, sel mast, sel NK (Natural Kiler).

6.      PERTAHANAN HUMORAL
Sistem imun nonspesifik ini menggunakan berbagai molekul larut tertentu yang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi lokal, misalnya peptida antimikroba (defensin, katelisidin, dan IFN dengan efek antiviral). Namun juga ada faktor larut lainnya yang diproduksi di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui sirkulasi seperti komplemen dan PFA (Protein Fase Akut).
Pertahanan humoral diperankan oleh komplemen, interferon dan CRP (C.Reaktif Protein / protein fase akut), kolektin MBL 9 (Manan Binding Lectin).

7.      NATURAL KILLER CELL ( SEL NK)
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karena itu disebut sel non B non T (sel NBNT). Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK. Sel NK memiliki ukuran yang agak lebih besar dari limfosit T dan limfosit B. Sel ini dinamakan sel pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker tertentu.
Istilah alami (natural) digunakan karena sel-sel ini siap membunuh sel target segera setelah dibentuk, tanpa perlu melewati proses pematangan seperti pada limfosit T dan limfosit B. Sel NK juga menghasilkan beberapa sitokin yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag.

8.      KOMPLEMEN
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:
a.       Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri.
b.      Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri.
c.       Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).

9.      IMUNITAS ADAPTIF
Imunitas adaptif yaitu, jika suatu penyerbu berhasil melewati garis pertahanan pertama, maka tubuh akan mengembangkan suatu sistem kekebalan spesifik yang sudah teradaptasi.
 Imunitas adaptif mempunyai empat sifat yaitu :
a.       Hanya akan berfungsi jika penyerbu telah dating.
b.      Bersifat spesifik artinya hanya akan menyerang penyerbu jenis tertentu saja.
c.       Mempunyai kemampuan mengenali dan mengingat terus walaupun kejadian yang sama akan muncul bertahun-tahun kemudian.
d.      Umumnya tidak akan menyerang komponen-komponen tubuh yang normal.

10.  OPSONISASI
Opsonisasi merupakan suatu proses di mana zat-zat asing dikelilingi dan dilekatkan pada imunoglobulin dan komplemen, dengan efek memperkuat dan memperlancar fagositosisnya oleh makrofag.
·         Opsonisasi tidak tergantung antibodi :
Protein pengikat manosa mengaktivkan C1r dan C1s yang juga berikatan dengan reseptor C1q, ikatan ini yang menjdi opsonin yang memperantari fagositosis. Serum pada protein yang berikatan dengan lipopolisakarida bakteri untuk membuat kompleks yang melekat pada makrofag CD14 dalam jumlah yang sangat sedikit untuk merangsang fagositosis TNF (Tumor Nekrosis Factor).
·         Opsonisasi yang ditingkatkan oleh antibodi :
Efek antibodi yang telah melakukan opsonisasi dan komplemen tehadap kecepatan pembersihan bakteri virulen dari darah. Bakteri yang tidak terlapisi antibodi difagositosis lebih lambat (imunitas bawaan) tetapi bakteri yang dilapisi antibodi dan melekat pada fagosit berlipat jumlahnya (imunitas dapatan). Hal ini terjadi karena adanya sinergisme antibodi dan komplemen pada proses opsonisasi dengan perantara reseptor afinitas tinggi yang spesifik untuk IgG dan C3b pada permukaan fagosit .

11.  SITOKIN
Sitokin adalah protein yang dibuat oleh sel-sel yang mempengaruhi perilaku sel-sel lain. Sitokin bertindak pada reseptor sitokin tertentu dalam sel yang mereka pengaruhi. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis.  Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang membawa sinyal antara sel-sel lokal, dan dengan demikian memiliki efek pada sel-sel lain  Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun.
Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen).Respon-respon terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau menurunkan ekspresi protein-protein membran termasuk reseptor-reseptor sitokin, proliferasi, dan sekresi molekul-molekul efektor. Sitokin bisa beraksi pada sel-sel yang mensekresinya atau aksi autokrin, pada sel-sel terdekat dari sitokin disekresi atau aksi parakrin. Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis dua atau lebih sitokin beraksi secara bersama-sama atau secara antagonis sitokin menyebabkan aktivitas yang berlawanan.



12.  INTERLEUKIN
Interleukin adalah salah satu dari beberapa limfokin yang mempromosikan makrofag dan sel T pembunuh dan sel B dan komponen lain dari sistem kekebalan tubuh. Interleukin merupakan kelompok sitokin ( disekresi hormon ) yang pertama kali diekspresikan oleh sel darah putih (leukosit). Interleukin jangka berasal dari (antar) sebagai “sarana komunikasi”, dan (leukin) berasal dari fakta bahwa banyak dari protein yang diproduksi oleh berbagai sel tubuh. Fungsi dari sistem kekebalan tubuh tergantung dibagian besar pada interleukin, dan jarang kekurangan dari sejumlah yang telah dijelaskan dengan lengkap penyakit autoimun atau defisiensi imun.

13.  CLUSTER OF DIFFERENTIATION (CD)
Cluster of differentiation (CD) yang jenisnya ada lebih dari 160 cluster adalah molekul berbeda-beda yang menutup permukaan sel. Setiap sel T dan sel B memiliki kira-kira 100.000 molekul pada permukaannya. Permukaan sel B tertutup oleh CD21, CD35, CD40, dan CD45,  serta molekul-molekul non CD. Sedangkan sel T tertutup oleh CD2, CD3, CD4, CD28, CD45R serta molekul-molekul non CD.

14.  HELPER T-CELLS
Helper T-Cells yang disebut juga dengan nama Sel T4 atau CD4. Tugasnya adalah mengkoordinir dan menggerakkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab penyakit yang masuk ke tubuh manusia.

15.  SEL LIMFOSIT T SITOTOKSIK
Sel limfosit T sitotoksik(limfosit T pembunuh) merupakan populasi sel T  yang mempunyai fungsi pertahanan terhadap patogen intraseluler.

Sel limfosit T  sitotoksik mengandung granula azurofilik yang  berlimpah dan mampu menghancurkan berbagai sel yang terinfeksi, sel tumor, tanpa sensitisati (rangsangan) sebelumnya. Sel limfosit T  sitotoksik ini diklasifikasikan sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan yang merupakan lapis ketiga pertahanan tubuh terhadap berbagai macam serangan.