1.
IMUNOLOGI
Imunologi adalah
suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup
kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan)
pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem
imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit, malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun,hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada
berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
2.
MAKROFAG
Makrofag berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pemakan sel yang besar”. Makrofaga adalah leukosit fagositik yang besar, yang
mampu bergerak hingga keluar system vaskuler dengan menyebrang membran sel dari
pembuluh kapiler dan memasuki area antara sel yang sedang diincar oleh patogen.
Di jaringan, makrofaga organ-spesifik terdiferensiasi dari sel fagositik yang
ada di darah yang disebut monosit. Makrofaga adalah fagosit yang paling
efisien, dan bisa mencerna sejumlah besar bakteri atau sel lainnya. Pengikatan
molekul bakteri ke reseptor permukaan makrofaga memicu proses penelanan dan
penghancuran bakteri melalui "serangan respiratori", menyebabkan
pelepasan bahan oksigen reaktif. Patogen juga menstimulasi makrofaga untuk
menghasilkan kemokin, yang memanggil sel fagosit lain di sekitar wilayah
terinfeksi.
3.
SEL B
Sel B adalah salah satu dari dua
jenis utama dari limfosit (sel darah putih) yang selama infeksi mematangkan
diri menjadi sel plasma yang membuat antibodi yang diarahkan pada antigen
tertentu.
Sel B dapat
berdiferensisasi menjadi sel B memori dan sel B plasma. Sel B memori bertugas
untuk menyimpan atau mengingat gen dari zat asing. Sementara sel B plasma
bertugas menghasilkan antibodi.
4.
SEL T
Limfosit T (sel T)
adalah limfosit kecil yang dikembangkan di timus, fungsinya adalah mengatur
respon sistem kekebalan terhadap sel-sel yang terinfeksi atau ganas.
Sel T dapat berdiferensiasi
menjadi sel T helper dan sel T sitotoksik. Sel T helper masih bisa
berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T penekan. Sel T merupakan sel
limfosit yang pertama kali berinteraksi dengan zat asing. Hal ini terjadi
karena sel T memiliki protein permukaan yang disebut CD4 dan CD8.
5.
PERTAHANAN SELULER
Sel-sel sistem imun
nonspesifik ini dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang
dapat ditemukan di sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil. basofil, monosit, sel
T, sel B, sel NK, sel darah merah dan trombosit. Contoh sel yang dapat
ditemukan di jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma
dan sel NK. Pertahanan selular diperankan oleh sel-sel imun yang terdiri dari
oleh fagosit, sel makrofag, sel dendrik, sel mastosit, sel mast, sel NK
(Natural Kiler).
6.
PERTAHANAN HUMORAL
Sistem imun nonspesifik
ini menggunakan berbagai molekul larut tertentu yang diproduksi di tempat
infeksi dan berfungsi lokal, misalnya peptida antimikroba (defensin,
katelisidin, dan IFN dengan efek antiviral). Namun juga ada faktor larut
lainnya yang diproduksi di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan
sasaran melalui sirkulasi seperti komplemen dan PFA (Protein Fase Akut).
Pertahanan humoral
diperankan oleh komplemen, interferon dan CRP (C.Reaktif Protein / protein fase
akut), kolektin MBL 9 (Manan Binding Lectin).
7.
NATURAL KILLER CELL ( SEL NK)
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam
sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka
karena itu disebut sel non B non T (sel NBNT). Sel NK dapat menghancurkan sel
yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh
dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK. Sel NK memiliki ukuran
yang agak lebih besar dari limfosit T dan limfosit B. Sel ini dinamakan sel
pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker tertentu.
Istilah alami (natural) digunakan karena sel-sel ini
siap membunuh sel target segera setelah dibentuk, tanpa perlu melewati proses pematangan
seperti pada limfosit T dan limfosit B. Sel NK juga menghasilkan beberapa
sitokin yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag.
8.
KOMPLEMEN
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu
destruktif bakteri dan parasit karena:
a.
Komplemen dapat menghancurkan sel
membran bakteri.
b.
Merupakan faktor kemotaktik yang
mengarahkan makrofag ke tempat bakteri.
c.
Komponen komplemen lain yang mengendap
pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal dan memfagositosis
(opsonisasi).
9.
IMUNITAS ADAPTIF
Imunitas adaptif yaitu,
jika suatu penyerbu berhasil melewati garis pertahanan pertama, maka tubuh akan
mengembangkan suatu sistem kekebalan spesifik yang sudah teradaptasi.
Imunitas adaptif
mempunyai empat sifat yaitu :
a.
Hanya akan berfungsi
jika penyerbu telah dating.
b.
Bersifat
spesifik artinya hanya akan menyerang penyerbu jenis tertentu saja.
c.
Mempunyai
kemampuan mengenali dan mengingat terus walaupun kejadian yang sama akan muncul
bertahun-tahun kemudian.
d.
Umumnya tidak
akan menyerang komponen-komponen tubuh yang normal.
10.
OPSONISASI
Opsonisasi merupakan
suatu proses di mana zat-zat asing dikelilingi dan dilekatkan pada
imunoglobulin dan komplemen, dengan efek memperkuat dan memperlancar
fagositosisnya oleh makrofag.
·
Opsonisasi tidak
tergantung antibodi :
Protein pengikat manosa mengaktivkan C1r dan C1s
yang juga berikatan dengan reseptor C1q, ikatan ini yang menjdi opsonin yang
memperantari fagositosis. Serum pada protein yang berikatan dengan
lipopolisakarida bakteri untuk membuat kompleks yang melekat pada makrofag CD14
dalam jumlah yang sangat sedikit untuk merangsang fagositosis TNF (Tumor
Nekrosis Factor).
·
Opsonisasi yang
ditingkatkan oleh antibodi :
Efek antibodi yang telah melakukan opsonisasi dan
komplemen tehadap kecepatan pembersihan bakteri virulen dari darah. Bakteri
yang tidak terlapisi antibodi difagositosis lebih lambat (imunitas bawaan)
tetapi bakteri yang dilapisi antibodi dan melekat pada fagosit berlipat
jumlahnya (imunitas dapatan). Hal ini terjadi karena adanya sinergisme antibodi
dan komplemen pada proses opsonisasi dengan perantara reseptor afinitas tinggi
yang spesifik untuk IgG dan C3b pada permukaan fagosit .
11.
SITOKIN
Sitokin adalah protein yang dibuat oleh sel-sel
yang mempengaruhi perilaku sel-sel lain. Sitokin bertindak pada reseptor
sitokin tertentu dalam sel yang mereka pengaruhi. Sitokin merupakan
protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan
hematopoesis. Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang
disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang membawa
sinyal antara sel-sel lokal, dan dengan demikian memiliki efek pada sel-sel
lain Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun.
Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor
membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui second messenger
(tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen).Respon-respon
terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau menurunkan ekspresi
protein-protein membran termasuk reseptor-reseptor sitokin, proliferasi, dan
sekresi molekul-molekul efektor. Sitokin bisa beraksi pada sel-sel yang
mensekresinya atau aksi autokrin, pada sel-sel terdekat dari sitokin disekresi
atau aksi parakrin. Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis dua atau lebih
sitokin beraksi secara bersama-sama atau secara antagonis sitokin menyebabkan
aktivitas yang berlawanan.
12.
INTERLEUKIN
Interleukin adalah salah satu dari beberapa limfokin yang mempromosikan
makrofag dan sel T pembunuh dan sel B dan komponen lain dari sistem kekebalan tubuh.
Interleukin merupakan kelompok sitokin ( disekresi hormon ) yang pertama kali
diekspresikan oleh sel darah putih (leukosit). Interleukin jangka berasal dari
(antar) sebagai “sarana komunikasi”, dan (leukin) berasal dari fakta bahwa
banyak dari protein yang diproduksi oleh berbagai sel tubuh. Fungsi dari sistem
kekebalan tubuh tergantung dibagian besar pada interleukin, dan jarang kekurangan
dari sejumlah yang telah dijelaskan dengan lengkap penyakit autoimun atau
defisiensi imun.
13.
CLUSTER OF
DIFFERENTIATION (CD)
Cluster of
differentiation (CD) yang jenisnya ada lebih dari 160 cluster adalah molekul
berbeda-beda yang menutup permukaan sel. Setiap sel T dan sel B memiliki
kira-kira 100.000 molekul pada permukaannya. Permukaan sel B tertutup oleh
CD21, CD35, CD40, dan CD45, serta molekul-molekul non CD. Sedangkan sel T
tertutup oleh CD2, CD3, CD4, CD28, CD45R serta molekul-molekul non CD.
14.
HELPER T-CELLS
Helper T-Cells yang disebut juga dengan
nama Sel T4 atau CD4. Tugasnya adalah mengkoordinir dan menggerakkan sel-sel
kekebalan tubuh lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab penyakit yang
masuk ke tubuh manusia.
15.
SEL LIMFOSIT T
SITOTOKSIK
Sel limfosit
T sitotoksik(limfosit T pembunuh) merupakan populasi sel T yang
mempunyai fungsi pertahanan terhadap patogen intraseluler.
Sel limfosit T
sitotoksik mengandung granula azurofilik yang
berlimpah dan mampu menghancurkan berbagai sel yang terinfeksi, sel tumor,
tanpa sensitisati (rangsangan) sebelumnya. Sel limfosit T sitotoksik ini
diklasifikasikan sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan yang merupakan lapis
ketiga pertahanan tubuh terhadap berbagai macam serangan.